fadlyfauzie's Blog

Archive for April 19th, 2012

Pasar Banjar sudah berdiri megah. Pasar tradisional dengan bangunan modern, hidup kembali sebagai pusat perdagangan dengan menghabiskan biaya Rp. 20 miliar lebih. “Welfare” dengan sendirinya kesejahteraan akan meningkat asal para pedagang pasar Banjar harus mau merubah pola pikir (mindset). Pemkot Banjar telah membangun dengan biaya besar untuk menghidupkan sebuah kota yang sejajar dengan kota lain di negeri ini.

Oleh: Dede Tito Ismanto

Pasar Banjar yang dulunya terkesan kumuh, kini mulai berdiri megah bagaikan pasar modern. Pasar yang akan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kota Banjar ini diharapkan akan memberikan daya tarik tersendiri untuk kemajuan perekonomian di Kota Banjar.

Harus kita akui bersama, Kota Banjar telah melewati fase “something”, atau ada sesuatu di Kota Banjar, dari yang tadinya tidak ada sekarang menjadi ada. Periode pertama Walikota Banjar adalah periode dimana sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur kota. Gedung-gedung pemerintahan kini sudah selesai dibangun, kantor-kantor pelayanan publik kini sudah tersedia, jalan dan jembatan kini sudah lebih baik dan lain sebagainya. Memasuki kepemimpinan walikota periode kedua adalah fase “interesting”, adalah fase atau tahapan bagaimana menjadikan Kota Banjar mempunyai daya tarik untuk tujuan investasi, bisnis dan wisata. Revitalisasi pasar adalah salah satu upaya untuk itu.

Sebagaimana kota-kota lainnya yang lebih dulu maju dalam hal penataan pasar tradisional dan PKL, tengok saja Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo. Tampak nyata perubahan di kota Solo yang berkembang menjadi kota modern namun tetap mempertahankan tradisi Jawa-nya. Bukan hanya keramahan warganya, Kota Solo adalah bukti nyata keberpihakan Pemerintah Kota pada ekonomi kecil dan sebaliknya bukan kepada para kapitalis. Tercatat ada sembilan pasar tradisional dengan konsep modern. Padahal luas wilayahnya 2,5 kali lebih kecil dari Kota Banjar.

Bila di kota-kota lain banyak pasar tradisional jadi mall, di Solo justru pasar tradisional makin eksis menggerakkan ekonomi rakyat. Bukan hanya pasar Klewer yang melegenda, pasar-pasar tua dan tradisional lainnya tetap eksis. Di Solo misalnya ada Pasar Klithikan, pasar khusus PKL yang menjual barang bekas, ada juga Pasar Gedhe Hardjonegoro yang lebih modern yang menjadi ikon kota, dll.

Di kota Solo, kita akan melihat penataan PKL dan pedagang kecil lainnya dengan rapi dan tidak menambah kesemrawutan kota. PKL di Solo tidak hanya dipandang sebagai penghambat jalan atau membuat kotor kota, tetapi juga diperdayakan sebagai penggerak ekonomi rakyat. PKL dan pedagang lainnya direlokasi serta ditata dengan menyiapkan sarana dan prasarana dengan pendekatan budaya lokal.

Fase selanjutnya untuk Kota Banjar adalah “satisfaction”, adalah tahap bagaimana kita bisa membuat nyaman dan memberikan kepuasan kepada para wisatawan/tamu yang datang ke Kota Banjar. Dalam hal pasar tradisional, bercermin pada kesuksesan Kota Solo diatas, mau tidak mau para pedagang pasar Banjar termasuk PKL didalamnya harus bisa merubah kebiasaan/budaya yang buruk menjadi lebih baik. Bagaimana caranya para pedagang bisa menjaga kebersihan pasar, ketertiban, keamanan dan kenyamanan pasar, itu adalah tugas kita bersama untuk mewujudkan Pasar Banjar sebagai tempat berbelanja yang nyaman sebagaimana kita sedang berbelanja di pasar-pasar modern. Untuk itu keberadaan Pasar Banjar khususnya dan pasar-pasar tradisional pada umumnya harus sudah siap untuk berkompetisi dengan keberadaan pasar-pasar modern. Meskipun saat ini di Kota Banjar keberadaan pasar modern sudah dibatasi dengan adanya Peraturan Walikota (Perwal) No.511.24/Kpts.51-BPMPPT/2010 tentang Penghentian Sementara Pemberian Izin Toko Modern di Kota Banjar. Bukan tidak mungkin, jika kondisi pasar-pasar tradisional sudah memungkinkan untuk siap bersaing, Perwal tersebut akan dicabut. Baca entri selengkapnya »


arsipp

April 2012
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

Blog Stats

  • 450.233 hits

jadwal sholat untuk daerah kasihan-bantul-YKT

top clicks

  • Tidak ada

pengunjung

free counters

peta